LES PRIVAT, GURU PRIVAT, GURU LES, GURU KE RUMAH JAKARTA SD SMP SMA

Selasa, 23 Juli 2013

Guru ke rumah jakarta - Implementasi kurikulum 2013

Guru ke rumah jakarta - Implementasi kurikulum 2013.[JAKARTA] Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA memakai sistem peminatan dengan tiga pilihan yaitu Matematika dan IPA, IPS, serta Bahasa dan Kebudayaan. Para siswa SMA memilih peminatan sejak duduk di kelas X (I SMA). Seleksi peminatan akan dilakukan berdasarkan nilai rapor SMP dan wawancara oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK). 

“Peminatan dilihat berdasarkan rapor dan minat anak. Kalau nilai sudah tinggi bisa langsung sesuai minatnya, tapi kalau tidak harus dilihat betul dari wawancara guru BK,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim kepada SP di Jakarta, Kamis (11/7). 

Musliar menjelaskan kurikulum baru tidak lagi memakai istilah penjurusan tetapi peminatan. Menurutnya, sistem penjurusan di SMA selama ini hanya didasarkan nilai saja tanpa mempertimbangkan minat siswa. “Tujuannya supaya anak berkembang sesuai keinginan atau minatnya. Selama ini berdasarkan nilai saja belum tentu anak minat kesana,” ujarnya. 

Musliar mengatakan Kurikulum SMA memiliki dua kelompok mata pelajaran (mapel) wajib ditambah mapel peminatan. Dalam seminggu, siswa belajar selama 46-48 jam pelajaran. “Meski sudah memilih peminatan, yang unik, siswa tetap boleh mengambil dua mata pelajaran antarminat. Misalnya, siswa peminatan IPA mengambil mapel Bahasa Jerman,” katanya. 

Musliar mengakui bisa terjadi penumpukan jumlah siswa di satu minat. Oleh karena itu, sekolah perlu melakukan tes wawancara oleh guru BK agar setiap peminatan sesuai kuota. Terkait teknis pembelajaran, dia memberi kebebasan kepada sekolah. Sekolah bisa menerapkan siswa yang pindah kelas (moving class) seperti di jenjang perguruan tinggi atau siswa tetap berada di kelas seperti yang saat ini berlaku. 

“Hal-hal teknis sekolah yang mengatur,” katanya. 

Dalam struktur Kurikulum SMA terdapat dua kelompok mapel wajib (Kelompok A dan Kelompok B). Kelompok A terdiri dari Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah, dan Bahasa Inggris. Kelompok B terdiri Seni dan Budaya, Prakarya, serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Sedangkan untuk Kelompok C adalah mapel peminatan, terdiri dari mapel peminatan akademik untuk SMA dan mapel peminatan akademik dan vokasi untuk SMK. 

Kemampuan Guru BK
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Plus PGRI Cibinong, Jawa Barat, Basarudin Toyib, meragukan sistem peminatan sejak kelas X bisa berjalan baik. Menurutnya, peminatan dalam kurikulum baru sangat mengandalkan kemampuan guru BK untuk meyakinkan anak. Padahal, kemampuan dan jumlah guru BK di sebuah sekolah sangat terbatas. 

“Dalam kurikulum sekarang, anak diberi kesempatan untuk mengukur diri jadi tidak langsung penjurusan. Saya tidak kuat di Fisika maka masuk jurusan lain. Tapi kalau sekarang sangat mengandalkan pengarahan guru BK meskipun ada landasan nilai rapor SMP,” ujar Basarudin. 

SMA Plus PGRI Cibinong adalah salah satu sekolah sasaran Kurikulum 2013. Basarudin mengatakan sekolahnya mengirimkan delapan guru untuk mengikuti pelatihan kurikulum baru. Dalam pelatihan tersebut, pemerintah baru siap untuk tiga mapel yaitu Sejarah, Bahasa Indonesia, dan Matematika. “Tanggal 15 guru sudah harus masuk, waktu terbatas, padahal buku yang harus dipelajari cukup tebal. Pemerintah harus sadar kemampuan guru kita. Pasti susah mendapatkan hasil optimal kalau serba asal jalan,” tandasnya. 

Basarudin juga mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 untuk jenjang kepala sekolah. Namun, dia merasa bingung karena materi pelatihan kepala sekolah sama dengan materi pelatihan guru. “Seharusnya kepala sekolah lebih kepada materi tentang kebijakan,” katanya. [C-5]
Jurnas.com | KURIKULUM 2013 yang sebentar lagi akan mulai diterapkan ditaksir menimbulkan banyak problematik. Salah satunya, yakni sekolah jenjang SMA mengalami kebingungan dalam melakukan peminatan atau penjurusan bagi para siswa-siswi, karena di dalam Kurikulum 2013 ini tidak ada pedoman pelaksanaannya. Menurut Sekretaris Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ), Fakhrul Alam, peminatan atau penjurusan di SMA yang dimulai begitu murid masuk di kelas I justru menimbulkan persoalan manajerial baru ihwal persyaratan pemilihan jurusan atau minat. Hal itu terutama bila para murid baru memilih jurusan atau peminatan di kelompok tertentu, misalnya kelompok Matematika dan IPA saja. "Para kepala sekolah atau guru bimbingan konseling di SMA harus cermat sekali dalam menampung minat para calon murid agar tidak sering terjadi perpindahan jurusan atau minat," kata Fakhrul, saat konferensi pers bertajuk Merencanakan Kegagalan Sitemik Melalui Pelatihan Guru dan Sejumlah Masalah Krusial Implementasi Kurikulum 2013 di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakata, Kamis (11/7). Dalam hal ini, kata Fakhrul, murid memang boleh pindah jurusan atau minat sebagaimana yang mereka minati. "Tapi, seringnya pindah jurusan atau minat murid akan menyulitkan pengelolaan sekolah,: ujarnya. DItengah kebingungan soal peminatan, muncul isu bahwa peminatan oleh Kemendikbud malah ditiadakan untuk tahun ajaran 2013-2014. Kalau hal ini benar, maka otomatis berimplikasi pada struktur pelajaran wajib. "Hal itu juga berarti bahwa penerapan kurikulum 2013 di kelas X makin sedikit jamnya," kata Ketua Serikat Guru Indramayu, M. Iyus Kuswandi.

JAKARTA - Penerapan kurikulum 2013 di SMA sasaran membingungkan karena semula hanya untuk tiga mata pelajaran (Mapel), namun belakangan diterapkan di seluruh mapel oleh  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Anehnya, buku yang disiapkan hanya untuk tiga mata pelajaran.

Salah satu contohnya di SMAN 68 Salemba, Jakarta Pusat. Saat dikonfirmasi jpnn.com, Kepala SMAN 68 Hasnah mengakui bahwa baru tiga buku mata pelajaran yang siap digunakan untuk implementasi kurikulum 2013, yakni buku Bahasa Indonesia, Matematika dan Sejarah.

Meski ada perubahan dari rencana semula, Hasnah, mengaku siap menjalankan apapun kebijakan Kemendikbud. "Kami siap. Untuk buku memang baru tiga. Materi sudah semuanya ada, tinggal guru kembangkan materi itu," ujarnya, Senin (15/7).

Ditanya kapan kekurangan buku tersebut akan diadakan kementerian, Hasnah mengaku tidak mengetahuinya. Namun dia mendapat penjelasan bahwa buku untuk sembilan mata pelajaran lain akan segera didrop kementerian ke sekolah dalam waktu dekat.

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Hendarman saat dikonfirmasi membenarkan bahwa tahap awal ini baru tiga buku yang digunakan walaupun penerapan kurikulum 2013 di semua SMA sasaran untuk semua mata pelajaran.

Dia beralasan model kurikulum baru ini di SMA tidak sama dengan SD yang sepenuhnya menggunakan tematik. Sedangkan di SMA tetap menggunakan model mata pelajaran. "Memang tiga buku yang dipakai dulu. SMA bukan tematik tapi mata pelajaran, bisa gunakan buku lain dulu (buku KTSP)," ujar Hendarman.

Dia juga menjelaskan sementara fokus pada tiga mata pelajaran yang sudah lengkap bukunya, untuk sembilan mata pelajaran lain, dalam waktu dekat akan disiapkan buku-bukunya. Karena Kurikulum 2013 di SMA tetap mengacu pada mapel, maka seiring berjalannya waktu, guru yang sudah mengikuti pelatihan bisa melakukan transfer ilmu kepada guru lain di Sekolahnya.

"Satu yang perlu diingat, SMA masih mata pelajaran. Jadi guru yang sudah ikut diklat bisa berbagi dengan guru lain. Transformasi ilmu. Materi mapel nanti penyesuaian akan dilakukan. Kita ikuti saja nanti," jelasnya tanpa memberi alasan mengapa ada perubahan sasaran mapel di SMA. (fat/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar